Pending

Pending, Gagal, Batal
Tanganku masih terus meraba jidat  yang membengkak,entah sudah berapa cuma tingginya.Cindera mata dari bpak untuk kesekian kalinya.

Tangan-tangan besar yang dipakainya bekerja selalu mengarah kewajah. Kenapa selalu aku?.

“kerupuknya dek?”

Tersentak,seorang kakek tua dengan kerupuk terikat penuh pada setir sepeda ontel yang dikendarainya.

“tidak kek”,balasku sedikit tersenyum setidaknya tidak membuat si kakek tua itu terlalu kecewa dengan ketidak tertarikanku pada kerupuk yang ditawarkannya.

kakek penjual krupuk mulai berjalan berlalu meninggalkan ku yang sejak tadi duduk sendiri di pinggir jalan. Kakek yang malang,selarut ini masih bekarja menjajali dagangan yang belom tentu laku atau untungnya hanya beberapa rupiah saja. Usahanya mempertahankan kompor yang terus menyala di dapur setiap hari sungguh luar biasa. Seperti halnya bapak,tidak peduli dengan apa yang dia kerjakan,yang bapak tau kantong baju seragam harus terisi jajan dan uang sekolah.

“Masya Allah bapak!!”

Aku baru ingat malam ini tugasku mengisi bak air!. Besok pagi-pagi bapak harus kerumah pak salim. Tadi bapak cerita ke mama kalau pak salim minta di ojekin sama bapak kedesa sebelah,kata bapak lumayan buat tambah-tambah uang makan.

Kaki telanjangku mulai terasa perih,Batu-batu dijalan besar-besar. Menyesal aku tidak pakai sendal. Pokoknya tidak peduli,aku harus cepat sampai dirumah. Mama juga sudah pasti kawatir.

Bapak aku janji ndak nakal lagi,aku mau dirumah saja.

Oleh Zakuya MinoRu AzuLa pada 24 Agustus 2012



Buat teman-teman yang suka curhat / pingin curhat melalui blog ini atau curhat kamu di muat di blog ini, silahkan kirimkan isi curhat anda melalui halaman Contact Us atau bisa juga kirim Curhat anda ke inbox facebook admin blog goperpus. Terima Kasih.
Title : Pending
Description : Tanganku masih terus meraba jidat  yang membengkak,entah sudah berapa cuma tingginya.Cindera mata dari bpak untuk kesekian kalinya. Tan...
Comments
0 Comments