DEBAT AGAMA

DEBAT AGAMA ISLAM-KRISTEN-KATOLIK-HINDU-BUDHA
Semakin marak dan ramai diperbincangkan dikalangan pengguna situs jejaring sosial khususnya Facebook Fan Page, Dan anehnya pengemar/yang menyukai halaman debat agama itu sangat banyak dan ramai banget.
Dan dikesempatan kali ini saya akan berbagi sesuatu buat sobat blogger, mungkin apa yang kudapat ini bisa bermanfaat untuk kita semua, Amin..
 "Okey langsung saja gak perlu panjang lebar, Dibawah ini adalah sebuah uneg-uneg atau Buah pemikiran dari Emha Ainun Nadjib tentang kerukunan hidup beragama.

Pada sebuah forum "Patang Puluhan" di kediaman Cak Nun (Panggilan akrabnya penyair dan kiai mbeling Emha Ainun Nadjib) di Yogyakarta, terjadi sebuah dialog kecil yang cukup meninggalkan kesan mendalam dan patut menjadi renungan kita bersama.

"Apakah anda semua punya tetangga?". Begitu pertanyaan yang keluar dari mulut Cak Nun ketika membuka forum dialog malam itu. “Tentu saja punya" jawab hadirin serentak. "Punya istri enggak tetangga Anda?" lanjut Cak Nun. Sebagian peserta "Patang Puluhan" itupun menjawab, "Ya, punya dong".

Sejurus kemudian Cak Nun bertanya lagi, "Apakah anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu? Jari-jari kakinya lima atau tujuh? Mulus atau ada bekas korengnya?". Mendengar pertanyaan sang kiai, para hadirin yang sebagian golongan muda ini mulai kebingungan, tidak tahu kemana arah pembicaraan Cak Nun. Dan seorang diantara mereka pun menjawab, "Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo to Cak?".

Cak Nun tidak peduli, dan terus melontarkan pertanyaannya, "Body-nya sexy enggak?". Kali ini, semua tak lagi bisa menahan tertawa dan semakin tak faham kemana arah pembicaraan sang kiai mbeling itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis, sembari memberikan jawaban yang sungguh menarik untuk disimak dan direnungkan.

Jadi ya begitu. Jari kakinya lima atau tujuh, body nya sexy atau tidak, bukan Urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau bahkan diperdebatkan. Biarkan saja.

Keyakinan keagamaan orang lain itu, ya ibarat istri orang lain. Ndak usah di omong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini-begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja.

Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar, ngapain dia jadi non Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, di perbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran.

Biarlah setiap orang memilih istri sendiri-sendiri, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing. Tak usah ngeyel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena bapaknya dulu sunat (khitan) nya pakai calak dan bukannya pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya.

Itu prinsip Kita dalam memandang berbagai agama. Sementara itu, orang muslim yang (istri) mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, pak pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyyah. Atau ada orang Hindu kerjasama bikin warung soto dengan tetangga Budha, kemudian bareng-bareng bawa colt bak ke pasar dengan tetangga Protestan untuk kulakan bahan-bahan jualannya.

Jadi ndak usah meributkan teologi agama orang lain. Itu sama aja anda ngajak gelut tetangga anda. Mana ada orang yang mau isterinya dibahas dan diomongin tanpa ujung pangkal. Tetangga-tetangga berbagai pemeluk agama, warga berbagai parpol, golongan, aliran, kelompok atau apapun, silakan bekerja sama di bidang usaha perekonomian, sosial, kebudayaan, sambil saling melindungi koridor teologi masing-masing.

Kerjasama itu dilakukan bisa dengan memperbaiki pagar bersama-sama, bisa gugur gunung membersihkan kampung, bisa pergi mancing bareng bisa main gaple dan remi bersama. Tidak ada masalah lurah-nya muslim, carik-nya Katolik, kamituwo-nya Hindu, kebayan-nya gatholoco atau apapun. Itulah lingkaran tulus hati dengan hati, itulah Maiyah.

*Sayangnya dunia memang tidak ideal. Di luar sana, masih terlalu banyak orang usil mengurusi 'isteri tetangga'nya. Akibatnya, terjadi pertengkaran, permusuhan, perang dan saling menghancurkan.

Buat sobat blogger yang pingin ikutan debat silahkan masuk Kesini Atau Klik Disini



*Dengan tidak mengurangi pesan yang terkandung di dalamnya, tulisan ini telah dengan sengaja saya rubah dari tulisan aslinya. 

Sumber:

masdurahman.blogspot.com dan facebook.com/kodocinan

Posted by pur on - Rating: 4.5

Title : DEBAT AGAMA
Description : DEBAT AGAMA ISLAM-KRISTEN-KATOLIK-HINDU-BUDHA Semakin marak dan ramai diperbincangkan dikalangan pengguna situs jejaring sosial khususn...

Tweet